fbpx
Perbedaan Antara Ruko dan SOHO

Perbedaan Antara Ruko dan SOHO

Istilah small office home office (SOHO) tidak lagi menjadi bahasa asing dalam diskusi retail. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan SOHO? 

Bambang Ekajaya, Deputi Gubernur Real Estate Indonesia (REI), mengatakan SOHO termasuk dalam kategori hunian vertikal, yaitu perumahan yang memadukan hunian dengan bisnis atau perusahaan berupa ruko dan perkantoran. 

Selain di kota-kota besar, SOHO biasanya terdapat di pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran. Selain itu, SOHO dibangun dengan fasilitas lengkap dan sharing. Misalnya, pusat kebugaran, kafe, lobi, taman, lift, tempat parkir, dll.

Dari dalam, SOHO didesain seperti loft atau mezzanine dengan langit-langit tinggi. “SOHO termasuk vertical living dengan sertifikat Strata title, jadi kepemilikan tanahnya dibagi-bagi,” ujarnya kepada wartawan. 

Apa perbedaan antara SOHO dan bangunan komersial (ruko)? Bambang menjelaskan, secara fisik tidak banyak perbedaan antara gedung komersial dan gedung perkantoran (rukan). Biasanya berbentuk situs bangunan dua sampai empat lantai. Namun, mereka berbeda secara fungsional. Ruko digunakan sebagai toko ritel, dan kantor rumah digunakan sebagai ruang kantor untuk bekerja, toko, dan bisnis.

Tidak seperti hunian vertikal, ruko dan rukan pada dasarnya merupakan hunian terintegrasi dan rumah pedesaan. Oleh karena itu, properti dimiliki oleh satu orang. “Ruko atau rukan adalah pemilik tanah, mereka memiliki tanah sendiri dan memiliki sertifikat mandiri. Biasanya pemilik menyewakan ruko atau ruko tersebut kepada orang lain,” katanya. 

Selain itu, bangunan komersial dan ruko biasanya terletak di lokasi strategis yang menguntungkan, seperti sebagai tepi jalan raya. Penunjukan ruko dan rumah kantor juga lebih fleksibel. Lantai 1 dapat digunakan sebagai ruko dan toko, dan lantai 2 dapat digunakan sebagai ruang tamu. “Tergantung kebutuhan kantor atau ruko. 

Biasanya pertokoan dan perkantoran berada di lantai dasar, tapi banyak juga yang dijadikan fasilitas bisnis di lantai dua,” terang Bambang lagi. Prevalensi ketiga model bangunan komersial ini di kota-kota besar didorong oleh semakin langka dan terbatasnya ruang yang tersedia. “Banyak konsep hunian yang dipadukan dengan perkantoran dan pertokoan karena semakin langkanya ruang di perkotaan,” kata Bambang.

Sumber 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *